Apakah si kecil sering mengamuk? marah-marah di tempat umum? melempar barang?berteriak ditempat umum?
Pernah dengar istilah temper tantrum? Mungkin inilah kondisi yang sedang Anda alami. Apa sebenarnya definisi temper tantrum? Menurut kamus, tantrum adalah luapan kekesalan atau kemarahan. Sebenarnya tantrum merupakan bagian dari pertumbuhan emosional balita dan hal ini wajar terjadi.
Bentuk
temper tantrum sendiri beraneka ragam, mulai dari sekedar merengek, menangis
sampai berteriak, menendang sampai menahan nafas. Biasanya sering terjadi pada
anak usia 1 – 3 tahun. Insidennya sama antara anak perempuan dan laki-laki. Yang
membedakan hanya intensitasnya. Ada yang mengalami tantrum secara regular,
namun ada pula di saat-saat tertentu saja.
Temper tantrum sendiri sebenarnya
bisa terjadi pada anak-anak maapun orang dewasa. Yang membedakannya dengan
orang dewasa, hanya pada anak-anak, mereka belum memiliki kemampuan untuk
mengontrol tantrum itu sendiri. Misalkan, anda baru saja membeli sebuah computer
baru yang paling canggih dan mahal. Namun ternyata anda tidak dapat
mengoperasikannya, karena anda belum paham bagaimana cara mengoperasikannya, walaupun anda sudah membaca buku manualnya. Hal
itu bisa membuat anda frustasi. Terkadang anda mengumpat, membanting pintu,
atau pergi begitu saja. Itu adalah versi tantrum yang terjadi pada orang dewasa.
Balita pun memiliki keinginan untuk menguasai dunianya, dan jika mereka tidak
dapat mewujudkan impian mereka, biasanya mereka akan melampiaskannya dengan
memanfaat barang yang ada disekitar mereka untuk meluapkan emosi mereka. Beberapa hal yang menyebabkan temper tantrum
pada anak adalah mereka ingin mencari perhatian orang tua atau orang
disekeliling mereka, kondisi lapar atau tidak nyaman, atau bahkan disaat mereka
menginginkan sesuatu. Mengapa tantrum paling sering terjadi pada anak usia 1-3
tahun? Hal ini kemungkinan disebabkan karena pada usia 1-3 tahun anak mulai
belajar tentang bahasa. Anak usia 1-3 tahun biasanya lebih mudah memahami
daripada mengekpresikan sesuatu. Bayangkan jika kita menginginkan sesuatu,
namun kita tidak mampu mengekpresikannya. Ini bisa menimbulkan frustasi pada
anak, dan pada akhirnya menyebabkan terjadinya tantrum. Seiring dengan
kemampuan mengenali dan mengucapkan kalimat, maka kondisi tantrum biasanya akan
menurun. Oleh karena mereka sudah bisa mengekspresikan keinginan mereka.
Lalu bagaimana
sebaiknya sebagai orang tua kita menyikapi tantrum yang terjadi pada anak kita?
1.
Kenali terlebih dahulu penyebab tantrum
Penyebab tantrum memang beraneka
ragam. Mulai dari tidak terpenuhinya keinginan anak, rasa lapar, lelah, sakit
dan lain-lain. Sebagai orang tua, kita harus bisa jeli membaca keadaan. Jika
memang berencana pergi keluar bersama anak, pastikan kondisinya dalam keadaan
sehat , tidak mengantuk dan nyaman.
2.
Buat kesepakatan sebelum pergi
Misalnya kita akan mengajak anak
berbelanja, maka sebelumnya buatlah kesepakatn dengan anak anda agar jika anak
anda menginginkan sesuatu namun tidak bisa dipenuhi oleh orang tua, maka si anak
tidak boleh memaksakan kemauannya. Jika perlu, buatlah semacam reward and
punishment kepada anak. Namun yang harus digaris bawahi, reward and punishment
harus memiliki sifat yang mendidik( bukan memanjakan). Dan satu hal yang penting adalah konsistensi
kita dalam menjalankan reward and punishment.
3.
Tenangkan diri anda baru tenangkan anak
Yang sering terjadi ketika anak
mengalami tantrum di tempat umum, orang tua akan berusaha untuk menenangkan anaknya
terlebih dahulu. Padahal disaat terjadi tantrum pada anak, biasanya orang tua
juga menjadi lebih emosional. Jika dalam kondisi emosional, orang tua berusaha
menenangkan anak, justru dapat membuat keadaan lebih emosional. Oleh sebab itu,
jika anak tantrum di tempat umum, ada baiknya orang tua berusaha untuk
menenangkan dirinya terlebih dahulu, baru kemudian menenangkan anaknya. Salah
satu cara yang baik adalah dengan membawa anak ke tempat yang lebih sepi, agar
komunikasi dua arah bisa dilakukan.
4.
Disiplin dan konsisten
Jika dengan cara-cara diatas tidak dapat
mengendalikan tantrum si anak. Maka sebagai orang tua anda tidak boleh ‘melunak’
dengan segera mengabulkan permintaan anak. Jika anda melakukannya, berarti si
anak telah berhasil memanipulasi anda untuk mendapatkan apa yang diinginkannya.
Dan janga kaget jika si anak mengulangi tantrumnya kembali agar keinginannya
terpenuhi. Dampingi saja si anak, hingga tangis dan teriakannya reda dengan
sendirinya. Karena lama-kelamaan ia juga akan lelah dan bosan karena aksinya
tak ditanggapi.
No comments:
Post a Comment